Berbicara tentang pemimpin tentu sangatlah luas cakupan tema pembahasannya. Bahkan mengulas dari definisi katanya sendiri dapat menjadi puluhan judul buku, lengkap dengan masing – masing perspektif, dasar teori, bahkan quotes pamungkas dari penulisnya. Artikel ini mencoba untuk meringkas semua benang merah dari hal tersebut dan langsung kepada pokok utama, yaitu tugas seorang pemimpin.
***
Apa yg orang cari dari sebuah rumah makan?…
Karburator!
Ya makananlah 😁
Iya, tapi makanan yg kaya apa? Yang enak bukan?
Jadi apapun jenis rumah makan / bisnis kulinernya, ada 1 syarat wajib yang harus dimiliki. Yaitu harus enak. Maknyus. Adapun soal kualitas makanan, aspek kesehatan, maupun lokasi yg instagramable, itu semua merupakan preferensi. Banyak orang suka makan di tempat murah, tapi banyak yg suka makanan mahal. Mulai ada orang yang peduli kesehatan, tapi masih banyak yang ga masalah makan junk food.
Tapi intinya, makanan enak adalah fardu ain. Sisanya tergantung selera target market.
***
Menjadi seorang pemimpin juga serupa. Ada hal2 yang dianggap sebagai kewajiban, sisanya adalah leadership style.
Apakah jadi pemimpin harus kharismatik? Atau paling pintar? Paling pengalaman? Apakah harus galak? Atau malah harus lembut?… Apakah harus berwibawa? Atau tidak berjarak dengan anggota timnya?.. Sejarah membuktikan bahwa pemimpin yg sukses memiliki berbagai gaya yg berbeda.
Steve Jobs memimpin dengan kekerasan, dimana Sergey Brin dan Larry Page justru membangun kultur suportif. Both apple & google achieve a massive success. Apakah seperti Elon Musk yg menjadi mastermind di semua bisnisnya, atau seperti Richard Branson yg memiliki terlalu banyak bisnis yang mungkin tidak ia kuasai seluruhnya?
Jadi apa tugas wajib seorang pemimpin?
Bagaimanapun preferensi, industri, dan gaya kepemimpinan seseorang, ada 3 hal yg menjadi benang merah :
1. Memiliki visi.
Seorang pemimpin sejatinya adalah seseorang yg membawa sekelompok orang lain menuju suatu tujuan tertentu. Oleh karena itu, wajib hukumnya bagi pemimpin untuk mengetahui akan dibawa kemana hubungan kita? Eh, akan dibawa kemana organisasi yg dipimpinnya.
2. Memiliki pengaruh/influence.
Bukanlah seorang pemimpin jika tidak punya anggota tim untuk dipimpin. Seorang pemimpin harus punya pengaruh. Ini wajib. Adapun bagaimana caranya menanamkan pengaruh, ini preferensi. Anda bisa menggunakan gaya diktator seperti Jeff Bezos, atau benar-benar gaya lepas tangan sama sekali seperti Warren Buffett.
3. Komitmen akan hasil
Anda hanya akan diakui sebagai pemimpin ketika Anda mencapai suatu hasil (yaitu visi yg sudah Anda canangkan). Perjalanan menuju sukses bukanlah jalan tol dengan aspal yg halus. Melainkam sebuah hutan belantara yg dipenuhi batu, batang pohon, jurang, dan tebing. Tapi semua pemimpin yg berhasil adalah yang mampu menjalani, dan melewati seluruh halangan dan rintangan hingga akhirnya sampai tujuan.
Steve Jobs pernah dipecat, pernah menghabiskan uangnya demi menyelamatkan pixar, hingga akhirnya ia kembali ke Apple dan Pixar kini menjadi salah satu rumah produksi animasi dengan profit tertinggi. Warren Buffett membangun bisnis pelan-pelan, step by step, start small dengan uang pribadi hanya USD 100. Namun dalam waktu 20 tahun dapat menjadi billionaire.
Lalu apa gaya kepemimpinan yg paling tepat/baik?
Jawabannya adalah nggak ada. Tidak ada 1 pun gaya kepemimpinan yg bisa disebut “terbaik” . Kembali kepada diri Anda masing-masing.
Justru pemimpin yg berhasil adalah yg benar-benar menjadi dirinya sendiri. Tidak berusaha menjadi orang lain. Pemimipin yang berhasil adalah orang yang fokus dan memaksimalkan kelebihannya dan tidak terlalu fokus memperbaiki kekurangan. Yang penting Anda tau mau kemana (punya visi), bisa membangun tim yg melengkapi kekurangan Anda (punya pengaruh), dan memiliki mental baja dan daya tahan untuk menghadapi angin dan ombak perjalanan (komitmen pada hasil).
Pertanyaannya, sudah kah Anda menjadi versi pemimpin terbaik bagi diri Anda sendiri?
Duage Consultant
Learning and Development
Whatsapp Chat