Team Talk sebagai media sharing dan diskusi tentang pengembangan Tim bagi para HR dan Leaders perusahaan
Duage Management, sebagai Lembaga Pelatihan dan Konsultasi Pengembangan Tim pertama dan satu-satunya di Indonesia, menginisiasi Team Talk, yaitu sebuah forum sharing dan diskusi bagi Leaders dan HR yang membahas mengenai peranan dan pengembangan Tim dan Leadership dalam sebuah organisasi.
Team Talk pertama ini diadakan pada tanggal 21 Mei 2019 di Hotel Ibis Cawang dan dihadiri oleh sekitar 50 orang dengan latar belakang HR, pemimpin perusahaan, Trainer serta konsultan Pengembangan Manusia dan Organisasi yang ingin tahu tentang framework yang ditawarkan oleh Duage.
Forum yang rencananya akan diadakan oleh Duage setiap dua bulan sekali, diharapkan dapat menjawab kebutuhan perusahaan dalam upaya mengembangkan Timnya agar memiliki kinerja yang tinggi, sehingga dapat mencapai target dan tujuan bisnis yang diharapkan. Pada edisi perdana Team Talk ini, Duage menghadirkan dua orang pembicara yaitu Gigih Gesang dan Hasnul Suhaimi dengan Moderator Rono Jatmiko.
Gigih Gesang selaku CEO dan Founder dari Duage Management berbicara mengenai pentingnya perspektif Tim bagi perusahaan dan bagaimana membangun High Performing Team dalam perusahaan. Hasnul Suhaimi, seorang Business Coach, mantan CEO XL dan sekarang menjabat sebagai Komisaris di beberapa perusahaan Nasional secara spesifik berbicara mengenai BOD Team dan pentingnya membangun Strong Leadership Team dalam perusahaan.
Experiential Learning sebagai metode belajar paling Efektif bagi Pengembangan Tim.
Gigih Gesang membuka Team Talk ini dengan mengajak peserta untuk melakukan simulasi Team Experience, yaitu membangun sebuah Menara Spaghetti (Spaghetti-Marshmallow Tower Challenge). Peserta yang hadir dibentuk dalam kelompok-kelompok kecil dan berlomba untuk membangun sebuah Menara dari stik spaghetti. Kelompok yang membangun Menara paling tinggi adalah kelompok pemenang simulasi ini.
Seluruh peserta sangat antusias dalam mengerjakan tantangan ini. Semua Tim berlomba menyelesaikan tantangan yang diberikan dan berupaya untuk menjadi pemenang dari tantangan ini. Peserta yang belum mengenal satu-sama lain, kali ini dituntut untuk dapat bekerjasama dalam sebuah Tim untuk mencapai tujuan bersama.
Peserta merasakan bahwa mereka mempelajari banyak hal dari simulasi yang dilakukan dan merasa bahwa Team Talk memberikan pengalaman berbeda dibandingkan forum diskusi lain yang pernah mereka datangi.
Kelompok atau Tim akan belajar lebih efektif melalui pengalaman Tim dalam bekerjasama mengerjakan sebuah proyek Bersama. Dengan pengalaman ini, Tim akan belajar secara langsung mengenai situasi dan kondisi Tim nya sehingga dapat menganalisa dan menyimpulkan secara mandiri perbaikan apa yang diperlukan oleh Tim agar menjadi sebuah Tim yang memiliki Kinerja yang Tinggi (High Performing Team). Metode Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiential Learning) adalah metode belajar paling efektif bagi pengembangan Tim.
Duage sendiri telah menciptakan Team Learning Model yang menggabungkan metode Experiential Learning dengan proses pembelajaran bagi sebuah Tim sehingga menciptakan sebuah metode belajar yang sangat sesuai bagi pengembangan Tim. Dengan Team Learning Model ini juga, Gigih Gesang selaku pembicara mengajak peserta untuk mempelajari komponen dari sebuah Tim yang Efektif dan berkinerja tinggi.
Empat Pilar High Performing Team.
Dengan pengalaman nyata bekerja dalam sebuah Tim, peserta diajak untuk merefleksikan apa saja yang terjadi dalam proses pengerjaan simulasi Spaghetti-Marshmallow Tower Challenge dan apa yang menjadi komponen penting dalam kelompok agar mampu menjadi Tim yang efektif dalam mengerjakan simulasi ini.
Agar menjadi sebuah Tim yang efektif, harus ada empat pilar yaitu Goals, Roles, Process & Interpersonal Relationship (GRPI).
Penjelasan mengenai GRPI Model ini membuat peserta semakin memahami mengenai bagaimana membuat Tim yang efektif dan memiliki kinerja yang tinggi. Paparan ini menjadi dasar bagi Gigih Gesang yang menjadi pembicara sesi pertama Team Talk ini, untuk menjelaskan mengenai kenapa HR dan Leaders harus mulai fokus pada upaya pengembangan Tim perusahaan.
HR dan Leaders perusahaan harus fokus dalam upaya Pengembangan Tim perusahaan.
Duage menawarkan perspektif baru dalam dunia Human Resources yaitu untuk melihat upaya Pengembangan Manusia (People Development), Pengembangan Kepemimpinan (Leadership Development) dan Pengembangan Organisasi (Organizational Development) dalam bingkai Pengembangan Tim (Team Development).
Perusahaan sejatinya adalah sebuah Tim, yaitu sekumpulan orang yang bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan bisnis yang ditentukan. Tim adalah unit terkecil dalam perusahaan, bukan individu. Kapasitas Individu tidak berkorelasi secara langsung dengan pencapaian target perusahaan. Perusahaan yang berisi orang-orang hebat namun tidak bekerja sama mencapai tujuan yang diharapkan tentu tidak akan berhasil mencapai tujuan bisnisnya, terlebih dalam persaingan industri yang semakin ketat seperti sekarang ini.
Perusahaan harus mampu menciptakan individu-individu yang mampu mendorong kinerja Tim nya agar sesuai dengan target dan tujuan bisnis perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus membuat program Pengembangan Manusia (People Development) yang memiliki tujuan untuk menciptakan anggota-anggota Tim yang hebat.
Memiliki fokus dan bingkai Pengembangan Tim (Team Development) dalam upaya pencapaian target dan tujuan bisnis perusahaan adalah hal yang mutlak harus dilakukan oleh HR dan Leaders dalam perusahaan agar mampu bersaing dalam kancah industri global. Gigih Gesang, selaku pembicara pertama Team Talk, melanjutkan dengan bahasan mengenai Empat Tipe program Pengembangan Tim.
4 Tipe Program Pengembangan Tim.
Program pengembangan Tim dalam perusahaan umumnya dikenal dengan istilah program Team Building. Namun banyak kritik negatif terhadap pelaksanaan program Team Building ini. Salah satu peserta Team Talk juga mengutarakan pendapatnya mengenai kurang efektifnya program Team Building yang pernah diadakan di perusahaannya. Setelah pelaksanaan program Team Building yang memakan biaya tidak sedikit, tidak ada perkembangan signifikan terhadap kinerja Timnya.
Gigih Gesang juga mengakui seringkali mendengar keluhan ini dalam pengalamannya selama hampir 10 tahun memfasilitasi program Team Building. Menurutnya, hal ini disebabkan oleh kesalahan persepsi terhadap isitilah program Team Building dan karena pembuatan program Team Building yang tidak sesuai dengan situasi dan kondisi nyata yang dihadapi Tim.
Istilah Team Building memang dimaknai sangat luas, yaitu kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kerjasama Tim. Semua kegiatan dengan simulasi kelompok acapkali disebut Program Team Building. Memang kegiatan tersebut sedikit banyak pasti memberikan manfaat bagi perkembangan Tim, namun apakah sesuai dengan situasi dan kondisi Tim serta tujuan pembelajaran yang diharapkan didapatkan oleh TIm?
Untuk menjamin program pengembangan Tim yang dibuat sesuai dengan tujuannya, tentu harus dimulai dari analisa situasi dan kondisi Tim yang bersangkutan. Hal ini dapat dilakukan dengan GRPI Model yang telah lebih dulu diterangkan. Bila permasalahan Tim ada pada Hubungan Interpersonal, maka program harus dibuat dengan tujuan memperbaiki hal ini. Begitu pula bila masalah yang dihadapi dalam Tim ada dalam tahap Process, Roles dan Goals. Program Pengembangan Tim harus dbuat dengan tujuan untuk memperbaiki permasalahan tersebut.
Oleh karena itu Duage menawarkan 4 tipe program Pengembangan Tim yang disesuaikan dengan 4 Pilar GRPI Model yaitu Goal-Roles-Process-Interpersonal Relationships dan 4 Tipe Program Experiential yaitu Recreational, Educational, Developmental dan Re-Directional.
Bagi Tim yang memiliki permasalahan di Interpersonal Relationships, maka Program Team Building Event yang bersifat Recreational adalah yang paling tepat. Bagi Tim yang permasalahannya ada dalam tahap Process, maka Program Team Building Activation adalah yang paling tepat. Untuk Tim yang memiliki permasalahan di tahap Roles, maka Program Team Training yang menyasar peningkatan kompetensi Tim adalah yang paling sesuai untuk Tim tersebut. Begitu pula untuk Tim yang memiliki permasalahan mendasar di Goals nya, maka program Team Facilitation yang membuat peran fasilitator sebagai Coach dan Mentor bagi Tim adalah program yang paling tepat.
Bila perusahaan melaksanakan satu program Team Building yang sama untuk permasalahan Tim yang berbeda tentu hasilnya tidak akan sesuai dengan harapan.
Gigih Gesang, menutup paparannya dengan anjuran bagi semua HR dan Leaders untuk mulai meiliki fokus pengembangan perusahaan dengan bingkai Tim dan membuat program pengembangan Tim yang sesuai dengan situasi, kondisi dan permasalahan yang dihadapai oleh Timnya.
Building Strong Leadership Team.
Team Talk dilanjutkan dengan sesi kedua oleh Hasnul Suhaimi, seorang Business Coach, mantan CEO Excel Axiata dan Komisaris beberapa perusahaan Nasional. Tema dari sesi kedua ini adalah Building Strong Leadership Team. Leadership Team atau BOD Team adalah Tim yang berada paling puncak dalam organisasi perusahaan. Sebuah Tim yang memiliki wewenang paling tinggi dalam menentukan arah dan kebijakan perusahaan. Tidak dapat dipungkiri bahwa keberadaan Tim BOD ini lah yang menjadi ujung tombak keberhasilan perusahaan mencapai target dan tujuan bisnisnya.
Kesuksesan sebuah organisasi sangat ditentukan oleh peran dari Senior Leadership Team atau yang biasa disebut sebagai Dewan Direksi (BOD). Dari Tim inilah visi organisasi ditentukan, strategi diciptakan, serta diterjemahkan menjadi eksekusi. Kepemimpinan mereka yang menjadi teladan dan budaya bagi seluruh anggota Tim dibawahnya.
Namun mengelola sebuah dewan direksi tidaklah mudah. Konsultan Manajemen Chris Edmonds berpendapat, 90% direksi di berbagai perusahaan tidak dapat bekerja sama sebagai satu Tim (2016). Mereka lebih menyerupai kumpulan individual yang secara konstan memperebutkan sumberdaya, dan berlomba menunjukkan bahwa mereka lah yang terbaik.
Padahal agar sebuah perusahaan dapat berjalan dengan opTimal, Dewan Direksi harus dapat bekerja sama sebagai sebuah Tim. Saling bahu membahu, dan bukannya siku menyiku. Saling melengkapi dan bersama-sama menjadi Senior Leadership Team yang memimpin perusahaan untuk meraih tujuan.
Hasnul Suhaimi memulai paparannya dengan komponen Tim yang hebat menurut pengalamannya selama lebih dari 30 tahun berkarir di perusahaan. Menurut dirinya, sebuah Tim yang Efektif itu harus memiliki Shared Goals dan ditopang dengan 3 unsur yaitu Head, Hand & Heart.
Bila disepadankan dengan GRPI Model dari paparan Gigih Gesang di sesi sebelumnya, maka Head adalah Roles, Hand adalah Process dan Heart adalah Interpersonal Relationship. Meskipun dengan istilah berbeda, pengalaman Hasnul Suhaimi membuktikan bahwa GRPI Model yang ditawarkan Duage memang diaplikasikan dalam praktik nyata bisnis perusahaan.
Dalam paparan kali ini, Hasnul Suhaimi berbagi pengalaman yang menjadi tamparan keras bagi dirinya saat pertama kali menjabat sebagai CEO XL Axiata. Dia mengatakan saat menjadi CEO XL, dirinya berharap sudah kenal dengan Duage dan Framework mengenai Team.
Admin Duage Management